Menahun (V)

Ipoh menyenangkan ya? Melaka menyenangkan, Johor Bahru juga. Penang apalagi. Begitu juga Singapura. Namun setelah dipikir-pikir lagi, itu karena aku pergi bersama kamu. Tentu akan berbeda kenangannya jika aku pergi sendiri. Tadi siang saat kita sedang berada di restoran seafood, salah satu produser MetroTV menelpon untuk memintaku hari ini juga bertolak ke Singapura. Sungguh pilihan yang sangat berat harusnya, ini adalah peluang yang menyenangkan ketika ditugaskan meliput untuk pindah ke negara lain. Amat berarti untuk perkembangan karir dan pengalamanku. Namun bisa-bisanya aku mantap menyampaikan bahwa aku tidak bisa meninggalkan Malaysia sampai Juni berakhir. Sampai perjalanan liburan kita selesai dan pulang lagi ke Kuala Lumpur.

Ketahuilah Bumi, sesulit apa pun semua yang ada di depanku maka aku akan tetap memilih kamu. Kalau aku adalah aku lima tahun lalu, sudah pasti aku akan upayakan bagaimana caranya untuk tetap bisa pergi. Tapi saat ini aku paham betul apa prioritasku. Kamu.

Ini adalah salah satu hari yang menyenangkan buatku. Kita berdua pergi ke tempat yang jauh dengan menggunakan sepeda motor sewaan. Melakukan perjalanan keluar Ipoh menuju Kelly's Castle di Batu Gajah, masih di provinsi Perak. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Tasik Cermin, disambung dengan makan marmer cheese cake dan chocolate indulgence Secret Recipe. Kamu membelikan aku baju baru di Padini, namun justru kamu tidak membeli untukmu sendiri. Setelah itu kembali ke hotel untuk tidur siang dan baru keluar lagi ke restoran dimsum di senja hari dan makan eskrim stroberi dari Cameron Highlands. Berjalan kaki ke kedai dessert Billy The Cakes untuk mencoba cream puff dan carrot cake, bahkan kamu juga mendapat brownies gratis khusus hari ini. Disambung mencari kelapa muda berkeliling yang tak juga ketemu, akhirnya kita memutuskan pulang ke hotel saja.

Aku menulis ini sembari rebahan di kamar hotel dingin dengan kasur yang nyaman namun tanpa kulkas di dalamnya. Seluruh dinding bertemakan batu bata dan semen yang sangat aku harapkan menjadi tema untuk tempat tinggal kita nantinya. Televisi wujud namun terdapat kertas dengan gambar televisi yang disilang, ia tertempel pada layar televisi yang mati. Entahlah apa maksudnya, adanya hanyalah sebagai basa-basi.

Ditutupi dengan selimut tebal yang membuat badanku seluruhnya hangat, kakiku terasa panas setelah berjalan-jalan dari pagi. Merayakan hari yang tiap tahunnya selalu kutunggu bahkan melebihi hari ulang tahunku. Bagaimana tidak, dalam setahun hanya satu hari ini yang kuwajibkan untuk menulis sesuatu yang panjang sebagai memori. Kamu ada di sebelahku, duduk. Sesekali memijat kakiku sambil melanjutkan mengunggah ulang cerita-cerita yang kutandai di instagram.

Bumi ketika kamu tidur, aku suka memerhatikan wajahmu karena kuanggap lucu. Ketika kita pergi-pergi aku suka kamu selalu menggenggam tanganku, merangkul pundakku, dan segala hal yang membuatku merasa aman karena dilindungi. Terima kasih sudah hidup, Bumi. Dan membuat segala di duniaku menjadi jauh lebih berarti. Aku menulis ini dengan menahan air mata, tenggorokanku sakit karena melawan tangis. Kamu sedang di sebelahku dan aku tak ingin ketahuan sedang menulis hal mellow. Aku harap kamu selalu sehat dan bahagia bersamaku hingga nanti-nanti. Selamat mengulang tahun kembali.



Komentar

Yang Sering Dibaca